Ads 468x60px

Featured Posts

Current Time ^_^

Saturday 11 November 2017

Masalah Finansial - Rintangan Sebelum Pernikahan

Hai, Assalammualaikum sahabat pembaca semua.
Setelah sekian lama ga nulis dan setelah tulisan terakhir berisi kegalauan. Kini Peri hadir kembali menyapa semua pembaca.

Kali ini, Alhamdulillah hubunganku dgn Mas sudah membaik dan semakin membaik. Tepatnya sejak dia balik dari Umroh (dapat hidayah mungkin ya disana. Hehehe). Alhamdulillah niatan kami untuk menikah pun semakin kuat. Kami sudah mulai menyusun rencana perhitungan dan lain sebagainya. Tapi, yang saat ini membuat kami pusing dan (bisa dibilang hopeless) adalah karena masalah finansial.

Sudah sejak 2 bulan terakhir ini, Online Shop aku sepi banget banget. Jadi, akhir Agustus 2017 tiba-tiba akun Instagram aku dihapus gitu sama pihak Ig, ga tau alasannya kenapa. Emang sih followernya belum ratusan K, masih sekitar 15k. Tapi followernya itu banyak yang aktif, karena aku kan juga sering promosi ke selebgram menggunakan akun itu. Sebenernya aku punya akun lain, yang aku juga gunakan untuk berjualan. Tapi karena fokus sama Ig (yg sekarang hilang), Ig lama itu jadi aku anggurin. Ga pernah aku promosiin lagi. Endingnya jadi sedikit follower aktifnya deh, padahal followernya udah 10k an gitu.
Nah, singkat cerita. Setelah Aku dan Mas menghitung ini itu, mencari vendor-vendor yang sesuai budget, dsb. Ternyata total biaya yang diperlukan cukup membuat aku dan Mas sampai menelan ludah. Oke, mungkin buat kebanyakan orang, nilai segini itu sangat kecil. Tapi buat aku dan Mas, segitu sangat besar.

Jadi gini, menurut perhitunganku (ini udah aku rincikan seminimal mungkin. sampai aku bergadang berhari-hari mencari vendor yang murah tapi cukup berkualitas), kami membutuhkan biaya kurang lebih Rp.80.000.000,- (80 juta rupiah) dengan tamu 700 undangan / 1400 porsi + 200 porsi keluarga.
Semua itu sudah meliputi :
1. undangan
2. souvenir
3. makanan
4. seragam keluarga
5. tenda dkk (acara di rumah)
6. rias busana lengkap (pengantin, ortu, penerima tamu)
7. dokumentasi
8. pengajian di rumahku
9. seserahan
10. cincin kawin
11. mahar

Sebenernya kalau aku banyak uang, uang segitu sedikit ya. Apalagi yang diundang lumayan banyak. Tapi apa daya, keuanganku dan Mas membuat kami merasa hopeless. Kenapa gitu ?

Ayahku udah bilang kalau dia "tidak bisa membantu secara finansial", secara dia udah ga ada kerjaan sejak taksi konvensional memudar (jadi Ayah itu yang biasa setting argo taksi, bikin tower pemancar radio komunikasi, bikin penangkal petir  dsb). Ditambah lagi, memang sejak Ibu meninggal, keuangan keluarga kami sangat parah. Dan itulah alasanku akhirnya berjualan online. Awalnya hanya untuk jajan selama rantau di Semarang (karena Ayah udah jarang kirimin uang), akhirnya sekarang jadi "pendapatan utama". Banyak banget orang yang suka ngomongin aku karena aku ga kerja sesuai bidang (Aku sarjana sains dr salah satu univ terbaik di Indonesia). Tapi hidup itu kan pilihan dan aku percaya, apapun yang Allah pilihkan pasti adalah yang terbaik. Kenapa aku bilang gitu ? Jadi gini, "orang-orang diluar sana ga pernah tahu gimana fisik aku, gimana kondisi aku. bisanya ya cuma ngomongin". Aku tuh udah beberapa kali interview tapi setiap balik interview (dan psikotes), badan aku sering drop (darah tinggiku kumat karena kecapekan), padahal aku udah makan dari rumah. Terus pernah juga udah diterima tapi aku ga cocok sama salary nya yang ga wajar. Aku sarjana tapi dibayar jauh di bawah anak SMA. Padahal lokasi kerja jauh, jam kerja full, dll. Bahkan lemburanpun ga  dapet. Sedangkan aku tau, di Cikarang - Jababeka itu UMR nya besar. Tetanggku yang lulusan SMA aja digaji 3,8 (sesuai UMR). Ini, aku ditawarkan 1,8. Logis ga ?

Oke next, jadi ya sekarang ini aku yakin, rezekiku dari usaha kecil-kecilan ini. Memang belum besar, tapi Alhamdulillah udah bisa buat beli motor Vario 125, makan, belanja bulanan keluarga (kopi, gula, sabun, dll) dsb. Hanya saja, aku yang biasanya bisa nabung lumayan banyak, 2 bulan ini jadi tidak bisa nabung sama sekali. Bahkan uang cicilan ke bank aja, setengahnya dibantu sama Mas, karena memang online shop benar-benar tidak ada pemasukan. Aku pun akhirnya jadi guru bimbel freelance yang gajinya sangat kecil. Dalam waktu 1 jam, aku dibayar seperti aku menjual 1 produk. Dulu, waktu online shop rame, aku bisa untung jutaan dalam sehari. Sedangkan di tempat bimbel ini, penghasilan sebulanpun masih kurang buat cicilan ke bank (jadi aku pinjam uang ke bank mengunakan surat rumah - 25juta dgn alasan untuk usaha & aku gunakan uangnya beli motor cash dan sisanya buat jualan. soalnya jatuhnya lebih murah ketimbang kredit motor. Hehehe).

Tapi apa boleh buat, daripada aku stress di rumah karena gada pemasukan dari online shop, ya udah aku ngajar aja meskipun kecil bayarannya. Sedikit info, aku malas kalau buka les di rumah. Kenapa ? Anak-anak disni itu males-males buat belajar. Datang cuma 1x, 2x. Ada juga yang udah datang tapi ga bayar dan hilang entah kemana. Jadi, justru yang les di rumah adalah anak jauh (dia dulu mantan muridku di tempat bimbel sebelumnya). Oke lanjut, awalnya aku sempat optimis ngumpulin uang, karena orderan lancar banget kaya air. Tapi, sejak IG hilang itu, aku jadi pasrah. 

Soalnya, Mas juga lagi pusing sekarang. Dia itu memang lebih tua 4 tahun dari aku, tapi selama ini dia masih suka nongkrong dan kalau kerja jarang awet. Nah dia baru awet di kantor sekarang, jadi baru mulai fokus ke masa depannya sekarang-sekarang ini (tepatnya pas sama aku). Gaji pokok dia kecil (1,9) dibawah UMR padahal dia lulusan D3. Tapi, bonusnya lumayan (nominalnya berbda tiap bulan , tiap orang, tergantung kebijakan atasan). Terus pas awal-awal kerja (Feb/Maret 2016) dia itu kerjanya di lapangan, jadi gaji pokoknya habis buat akomodasi dll dan endingnya dia jadi susah nabung. Nah sekitar 1 bulan lalu, dia di pindahkan di kantor. Baru deh, dia mulai bisa hemat. Nah, tapi ada ujian selajutnya nih. Di saat dia bisa hemat, keinginan bapaknya untuk umroh menguat kembali dan dia galau sekarang deh.


Jadi gini, sebenarnya dari awal di kantor ini, dia udah ada tabungan sekitar 20juta (kata dia). Tapiiiii, uangnya dipake sama Ibunya buat bangun tanah belakang. Jadi, belakang rumahnya ada tanah kosong, nah tanahnya dibangun kamar dan tempat cuci gitu. Belum rapih banget sih tapi cukup merogoh kocek. Ibunya mungkin gatau kalau dia ada keinginan mau nikah sama aku, jadi dipakelah uangnya. Tapi sempat sih Ibunya ngomong katanya buat kamar Mas dan istrinya nanti. Lah kalau dipake duluan ngebangun, uang buat nikah gimana ??? Padahal dia itu anak ketiga loh dan kaka pertamanya udah PNS & mapan, bapaknya juga pensiunan PNS (Gol IVA kalau ga salah liat tapi udah pesiun 11 tahun lalu) tapi entahlah. Ga bisa komentar banyak. Terus, disaat dia udah fokus nabung buat nikahan kami, keinginan Bapaknya buat umroh kembali menguat. Waktu itu udah adem ayem, aku fikir Bapaknya mau bersabar menahan keinginannya supaya dia umrohnya nantia aja, pas aku dan Mas udah nikah. Tapi ternyata? Dia bener-bener pengen dan mintanya Desember ini sudah umroh. Memang Mas sempat nyesal juga. Dia gatau kalau umroh dari kantor boleh dialihkan ke keluarga. Dia baru tau pas udah mau berangkat, kalau dia tahu, pasti umrohnya dikasih ke bapak kan?

Tapi yang aku herankan, Ibunya dan Bapaknya selalu meminta kami segera menikah. Tapi kenapa aku sekarang merasa jadi dipersulit ya ? Kalau mereka dukung, kenapa ga bisa turunkan ego mereka? 

Nah, makanya Mas pusing dan dilema. Dia mau fokus nabung buat nikahan kami tapi dia juga harus bantu biaya bapak untuk umroh. Yang bikin dia makin pusing juga karena keuangan aku lagi down. Biasanya aku yang sering bantu dia tapi sekarang, aku aja kesulitan sendiri. Sampai aku sering nahan lapar karena ga pegang uang. Sebenernya aku dan Mas rencananya mau akad & pengajian saja. Tapi kakaknya malah bilang, "amit-amit deh kalau cuma begitu, malu-maluin aja". Cuma kalau aku perhatikan, kakanya juga kaya mau ga mau buat ngebantu. Jadi, waktu itu aku nunjukkin rincian biayanya. Terus dia langsung ngomong, "coba deh kamu cari-cari lagi. dulu mbak mau nikah punya beberapa referensi terus dipilih deh yang paling murah. dulu mbak nikah cuma 45juta buat 1000 undangan kalau ga salah (pertama ketemu bilang 60juta untuk 500 undangan, terakhir ketemu berubah lagi)". Dari kalimatnya aku ngerasa kalau menurut dia kemahalan. Padahal dia nikah tahun 2007 loh, 10 tahun lalu. Kalau sekarang segitu, murah dong harusnya. Wong banyak vendor yang aku survey, mereka selalu naik sekitar 20% per tahun, ada juga per 3 bulan sekali (untuk rias busana). Bahkan untuk rias aja udah aku cari yang paling murah loh, 6juta (pengantin akad resepsi, ortu akad resepsi, 4 penerima tamu & 6 pasang keluarga). Aku sampai nurunin ego aku buat cari vendor rias yang bagus supaya budget ga terlalu besar. Tapi kenapa ngomongnya gitu coba? Buat souvenir aja, aku cuma budgetin 6ribu tapi dia waktu itu mintanya mug seharga 11ribu.

Sekarang aku bener-bener pasrah. Mas sih pengennya akhir tahun ini, kami udah dp in tenda dan rias busana supaya kami dapat harga tahun ini. Cuma dia khawatir, kalau udah DP terus uangnya nanti belum kekumpul gimana ? Jadi gimana menurut kalian? Apa nekatin aja buat Dp ? Karena aku dan Mas Alhamdulillah juga uda nemu tanggalnya.

Friday 6 January 2017

Ibu, Peri Harus Gimana ???

Bu, hari ini tanggal 5 Januari 2016. Peri bingung banget harus gimana ?
Setiap Peri ada masalah hati dengan lawan jenis, Peri pasti selalu cerita sama Ibu. Minta saran sama Ibu. Tapi sekarang Peri sendirian Bu. Peri bingung.

Setelah terakhir kali berhubungan dengan Mas Deldi, Peri memang sempat 2x menjalin hubungan dengan lelaki lain, Bu. Tapi karena Peri tidak sepenuhnya mencintai mereka, rasa sakit ini tidak ada Bu. Namun kali ini, setelah hampir 5 tahun Ibu pergi dan setelah hampir 6 tahun berlalu dari Mas Deldi dan Sang Pencerah. Kini Peri kembali sangat jatuh cinta kepada seorang laki-laki, Bu. Laki-laki yang Peri selalu selipkan dalam doa-doa Peri. Lelaki yang selalu ada untuk Peri saat Peri ada masalah dengan Ayah. Lelaki yang selalu Peri harapkan bisa jadi lelaki terakhir dan bisa menjadi Imam yang baik untuk Peri. Lelaki yang senantiasa Peri utamakan dibandingkan diri Peri sendiri. Lelaki yang sungguh membuat Peri sangat sangat mencintainya. Lelaki yang pernah memberikan harapan akan pernikahan dan rumah tangga yang sakinah mawwadah dan warrahmah. Lelaki yang pernah memberikan mimpi akan sepasang bayi laki-laki kembar dan seorang bayi perempuan. Tapi Bu, kini Lelaki itu telah berubah ! Peri bahkan tidak tahu lagi, apakah dia masih mencintai Peri ? Apakah dia masih ingat akan harapan dan mimpi yang telah dia utarakan ke Peri ? Apakah dia masih merindukan Peri ? Apakah Peri masih ada di hatinya ? Peri ga pernah tahu itu lagi Bu. 

Peri tahu, Peri terlalu bodoh karena sudah memercayai semua ucapannya. Tapi Bu, Peri sangat mencintainya. Meskipun dia sering emosional kalau sedang lelah dengan pekerjaannya, tapi Peri berusaha memahaminya Bu. Ga ada lelaki lain yang Peri fikirkan selain dia. Ga ada lelaki lain yang Peri harapkan selain dia. Ga ada lelaki lain yang Peri rindukan selain dia. Peri sungguh mencintainya, Bu.

Jujur, sakit banget rasanya Bu saat berjauhan dengannya seperti sekarang. Tak ada kabar sama sekali, tak ada perjumpaan sama sekali. Padahal terakhir kali dia ke rumah kita, kami masih baik-baik saja Bu. Bahkan Peri sempat berulang kali menanyakan tentang keseriusannya dan dia selalu menjawab kalau dia serius dengan segala ucapannya selama ini. Dia mengatakan bahwa dia serius dan yakin ingin menikahi Peri kurang lebih 2 tahun lagi dan dia serius bahwa dia ingin punya sepasang anak laki-laki kembar dan seorang anak perempuan dari Peri, Bu. Tapi tiba-tiba setelah pulang dari rumah kita, dia berubah Bu. Dia hilang hampir 1 bulan. Ga ada kabar sama sekali. Peri fikir, dia sibuk karena harus umroh dari kantor dan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum dia berangkat. Tapi, berkali-kali dia reject telpon Peri Bu. Tak ada satupun sms Peri yang di responnya. Peri bingung. Tak biasanya dia seperti itu. Padahal biasanya dia tidak tahan berlama-lama tanpa kabar dari Peri. Tapi kali ini berbeda. Dia bisa tahan untuk menjauhi Peri. Memang Bu, pulang dari rumah kita, dia sempat menulis status WA "Jenuh" dan Peri sudah menanyakan padanya, kenapa dia jenuh ? Apakah dia sedang jenuh dengan Peri ? Kalau iya, Peri minta maaf dan kalau memang mau tidak komunikasi dulu, tidak apa-apa. Diapun tidak membalasnya, Bu dan akhirnya dia benar-benar menghilang.

Hingga seminggu sebelum dia umroh, Peri ke rumahnya untuk mengambil rantang (Peri pernah membawakannya makanan) dan memberi makanan ke orangtuanya. Bapaknya pun meminta Peri untuk datang hari Jumat (tgl 23 Desember 2016) karena tanggal 25, dia harus umroh. Bapaknya sangat baik kepada Peri, Bu. Bahkan beberapa waktu lalu, saat Peri menjenguk Bapaknya saat sakit, Bapaknya menanyakan hubungan kami. Jika memang mau serius, secepatnya saja jika ingin menikah, ucap Bapaknya. Lalu ternyata tanggal 23 dia harus nginep di kantor dan tanggal 24, barulah Peri ke rumahnya. Tapi sepertinya dia masih sedang sangat jenuh dengan Peri, Bu. Dia sangat angkuh dan terlihat segan untuk menemui Peri. Padahal biasanya dia tidak seperti itu, Bu. Peri memberikan dia hadiah berupa tasbih digital dan foto kami yang bertuliskan puisi. Dia menerima hadiahnya dengan sangat malas. Lalu Peri tanya, apa ada yang mau dibicarakan dengan Peri ? Dia jawab tidak, sambil merokok dan tidak melihat Peri. Akhirnya Peri tanya, kenapa menghilang sudah hampir sebulan ? Dengan mudahnya dia jawab, "aku males sama kamu. aku udah ga sayang sama kamu (sambil menoleh sebentar ke Peri, lalu merokok kembali). kita udahan aja ya. kamu tuh sensitif banget. kelewat baper tau. aku males. aku nulis jenuh, kamu peka. bikin males. bukannya nanya aku kenapa, malah baper. bisa aja kan aku jenuh karena kerjaan". Peri jawab, "aku kan sudah tanya ke kamu, Mas. tapi ga kamu bales kan?". Dia diam. Lalu Peri tanya kembali, "beneran udah ga sayang sama aku?". Dia jawab, "iya. aku udah ga sayang sama kamu (sambil menoleh lagi ke Peri). udahan aja ya. udah males aku. kamu juga berubah. udah ga percaya sama aku. apa-apa negative thinking sama aku. aku angkat telpon kamu pas di jalan kamu langsung bilang, 'ga jadi Mas. nanti aja'. apa coba maksudnya ?". Peri jawab lagi, "ga akan ada asap kalau ga ada api. ga akan aku berubah kalau ga ada alasan. aku berubah karena kamu. kamu ga gentle dan kenapa aku bilang ga jadi. Itu karena aku tau kalau kamu lagi di jalan dan nada bicara kamu ketus, makanya daripada kamu marah-marah nantinya. Lebih baik aku bilang ga jadi, biar aku hubungi kamu lagi kalau kamu udah di rumah". Dia jawab, "aku ga gentle ? hah, aku ga gentle kenapa?". Peri jawab, "kamu ga gentle lah. sampai detik ini, kamu belum beri aku kepastian. aku ga minta apa-apa. cuma minta kepastian. tapi kamu masih sama 'L'. padahal hubungan kita juga udah lama dan kamu bilang kalau kamu udah ga ada rasa sama 'L' sejak 1-2 bulan sebelum kenal aku. tapi kamu ga tega mutusin dia karena ga enak sama kakak ipar kamu. soalnya yang comblangin itu kakak ipar kamu. aku berani jalananin di awal sama kamu karena aku percaya sama omongan kamu. percaya kalau kamu udah ga ada rasa sama dia sebelum kenal aku. tapi kenapa sampai sekarang kamu masih sama dia?". Lalu dengan rasa ga bersalah, dia bilang "hah, harusnya kamu sadar kalau kamu cuma cewek kedua". Demi Allah Bu, rasanya sakit saat dia bilang gitu. Padahal Peri tahu, selama hubungan sama Peri, dia memang jaga jarak dan jarang komunikasi dengan 'L'. Dia selalu jujur sama Peri, Bu dalam hal apapun. Password hp nya pun, Peri tahu. Dia selalu terbuka sama Peri, kecuali masalah di pekerjaan. Karena kata dia, sebelum Peri jadi istrinya, masalah dia biar jadi masalah dia dan masalah Peri barulah menjadi masalahnya. Peri selama ini yakin kalau dia benar mencintai Peri, tapi yang Peri herankan kenapa dia sampai belum juga memutuskan hubungan dengan 'L' dan lalu dengan enaknya berkata 'harusnya kamu sadar kalau kamu cuma cewek kedua'. Bu, selama ini dia selalu bilang "Yang, mau aku deket sama cewek manapun. Mau aku pacaran sama cewek manapun. Aku pasti bakal milih satu orang, aku pasti bakal nikahin satu orang. Kamu tau kan orang itu siapa ? Kamu mau kan jadi orang yang aku pilih?". Makanya Peri ga nyangka kalau akhirnya dia bicara seperti itu. Peri tau saat itu sepertinya dia sedang banyak masalah atau segan bertemu Peri. Tapi sikap emosionalnya saat itu benar-benar diluar biasanya Bu. Kalau dulu dia sering bilang, "Yang, kalau aku marah di sms atau WA gitu. ga usah diambil hati ya. itu karena aku lagi mumet sama kerjaan. lagian kita berantem atau curigaan karena kita belum serumah, Yang. kalau kita serumah, pasti kita ga bakal gitu Yang. lagipula liat muka kamu yang jelek, aku juga udah luluh lagi kok, Yang (sambil colek hidung Peri)". Tapi apa Bu ? Kemarin dia benar-benar seperti lupa dengan ucapannya dan seperti bukan dirinya, Bu. Memang kemarin dia tidak sepenuhnya bicara empat mata ataupun menatap Peri. Jadi Peri juga tidak tahu apa dia lost contol (lagi) atau memang serius. Biasanya kalau dia lost contol dan minta udahan via SMS atau WA, dia bakal luluh lagi kalau udah natap Peri, Bu. Bahkan dia bilang, "sorry ya Yang kalau aku bilang gitu. aku lagi mumet". Dan Peri pernah bilang, "kalau mau serius udahan, langsung temui Peri di rumah. jangan via sms atau apalah" dan dia bilang, "iya sayang, kalau aku mau udahan, aku pasti kesini temuin kamu". Nyatanya ? BOHONG, Bu. Dia ga ke rumah dan malah minta udahan saat Peri ke rumahnya. Peri bilang, "bukannya kamu udah bilang kalau mau udahan, kamu bakal ke rumah?". Dengan santai dia jawab, "ya aku males. males liat muka kamu. apalagi kalau harus ngomong sama kamu. lagian aku sibuk". Oke akhirnya Peri ga sanggup dan netesin air mata, Bu dan Peri akhirnya pulang. Peri cuma cium tangannya sambil berkata, "semoga kamu bahagia" dan dia cuma duduk saat Peri mau pulang, tidak mengantar Peri seperti biasanya. 

Sakit rasanya, Bu. Orang yang selama ini Peri sangat sayang, Peri sangat cinta, Peri sangat percaya, Peri sangat harapkan akhirnya berubah dengan cepat. Peri bingung, Bu. Jujur meskipun Peri sakit hati dengan ucapannya itu, tapi Peri masih yakin kalau dia tidak serius mengatakan itu. Karena beberapa waktu lalu dia pernah bilang saat Peri kembali meminta kepastian, "Yang, kamu perlu kepastian apalagi sih ? Selama ini, yang sering aku temuin kan kamu, yang sering aku ajak jalan kan kamu, yang sering aku utamain kan kamu, yang temen-temen aku tau juga kamu. kamu tuh yang pasti, apa-apa kamu, Yang. justru dia yang aku gantungin, ga aku putusin sampai sekarang". Peri bilang, "nah, apa kamu ga kasihan kalau terlalu lama gantungin dia ? kalau emang udah ga sayang dr awal, kenapa sekarang masih belum juga? padahal hubungan kita udah hampir setengah tahun". Peri tanya lagi, "apa mau kita ga usah hubungan dulu sampai masalah kamu dengan dia selesai ?". Tapi dia malah jawab, "engga. aku mau kita hubungan terus. masalah dia, tunggu dulu. pertama aku ga enak sama kakak iparku. kedua aku udah lama ga ketemu sama dia, ga sempet Yang. karena aku pasti kesini terus kan ? terus juga tiap aku mau udahin, adalah dia sakit, terus ibunya sakit, dianya ga di rumah. jadi bingung aku, yang". Makanya Peri ga nyangka Bu kalau dia bilang Peri harus sadar kalau cuma jadi cewek kedua. Ucapan dia sangat berbeda dengan ucapan-ucapan dia sebelumnya. 

Bu, Ibu pernah bilang ke Peri kalau lebih baik Peri ga usah sayang 100% sama cowok karena Ibu tahu kalau Peri sudah sayang sama satu orang, ya satu dan itu yang buat Peri jadi sakit hati. Tapi jujur Bu, Peri juga ga nyangka kenapa akhirnya Peri kembali sayang 100% dengan dia. Padahal awalnya Peri masih ragu, Bu. Karena Peri tau kalau dia masih dengan orang lain, meskipun sudah 1-2 bulan lost feeling dengan perempuan itu. Tapi dia selalu melakukan banyak hal yang akhirnya membuat Peri luluh dan percaya dengannya Bu. Dan saat itulah, Peri semakin yakin kalau dia adalah lelaki yang baik dan bisa menjadi Imam yang baik juga untuk Peri nantinya. Bu, apa dia masih mencintai Peri Bu ? Hingga saat inipun, dia belum menghubungi Peri Bu. Peri rindu dengannya Bu, sangat rindu dengannya Bu. Banyak hal yang sudah kami lalui bersama selama setengah tahun ini Bu. Peri ingin melupakan dia, Bu. Agar rasa sakit ini sembuh. Tapi jujur, sulit sekali Bu melupakannya. Bu, Peri harus bagaimana sekarang Bu ? Peri bingung. Peri bingung harus minta solusi ke siapa, Bu. Bu, jika memang dia benar jodoh Peri, tolong sampaikan ke Allah ya Bu kalau Peri ingin kembali dengannya. Peri siap menerima dia dalam kondisi senang maupun susah, Bu. Karena Peri pernah bilang sama dia, kalau Peri mau menjadi seperti Ibu. Wanita hebat yang ada di balik kesuksesan Ayah. Bu, tolong sampaikan pada Allah ya Bu kalau Peri serius ingin makmum yang sholehah untuknya.
Share On: